Hujan yang luruh dari mataku membawa kembali dongengku yang nyaris mati,
ditikam gugurnya lara yang gundah acap kali kau bertingkah. Dan lagi,
aku merindu sepinya waktu. Terima kasih, dongengku terus tumbuh.
Aku hanya gerimis yang kau paksa masukan dalam laramu yang diam-diam
menanggung setiap tetes peluh deritamu. Hujan yang sedari tadi yang
entah membisikan ribuan pesan ku pandang entengkan pada pucuk-pucuk sisa
rinai dimatamu. Aku mengemis, aku mengemis, aku mengemis.
"Aku mencintaimu, dan cintailah akan aku" diam-diam pintaku pada Tuhan. Selamatkan aku.